Ini Beliau Model-Model Pembelajaran Yang Sanggup Dipakai Dalam Kurikulum 2013
Sesuai dengan Permendikbud nomor 103 tahun 2014, disebutkan pembelajaran pada kurikulum 2013 memakai pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Langkah-langkah pembelajaran berpendekatan saintifik harus sanggup dipadukan secara sinkron dengan langkah-langkah kerja (syntax) model pembelajaran. Model pembelajaran ialah kerangka konseptual yang dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan mencar ilmu yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells).
Tujuan penerapan model pembelajaran sebagai taktik bagaimana mencar ilmu yang memmenolong akseptor didik menyebarkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice& Wells).
Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 (tiga) model pembelajaran utama yang diperlukan sanggup membentuk sikap saintifik, sikap sosial serta menyebarkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Prijek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning).
Tujuan penerapan model pembelajaran sebagai taktik bagaimana mencar ilmu yang memmenolong akseptor didik menyebarkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice& Wells).
Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 (tiga) model pembelajaran utama yang diperlukan sanggup membentuk sikap saintifik, sikap sosial serta menyebarkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Prijek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning).
Masing-masing model pembelajaran tersebut mempunyai urutan langkah kerja (syntax) tersendiri, yang sanggup diuraikan sebagai diberikut.
a. Model Pembelajaran Penyingkapan (Penemuan dan pencarian/penelitian)
Model Discovery Learning ialah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk alhasil hingga kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penerapan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri ialah the mental process of assimilatingconcepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
1) Sintaksis model Discovery Learning
a) Pemdiberian rangsangan (Stimulation);
b) Pernyataan/Identifikasi problem (Problem Statement);
c) Pengumpulan data (Data Collection);
d) Pembuktian (Verification), dan
e) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
2) Sintaksis model Inquiry Learning Terbimbing
Model pembelajaran yang dirancang membawa akseptor didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan klarifikasi dalam setting waktu yang singkat (Joice&Wells, 2003).
Merupakan acara pembelajaran yang melibatkan secara terbaik seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menilik sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka sanggup merumuskan sendiri temuannya. Sintaksis/tahap model inkuiri meliputi:
a) Orientasi masalah;
b) Pengumpulan data dan verifikasi;
c) Pengumpulan data melalui eksperimen;
d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e) Analisis proses inkuiri.
b. Model Pembelajaran Hasil Karya Problem Based Learning (PBL)
Merupakan pembelajaran yang memakai banyak sekali kemampuan berpikir dari akseptor didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan OnnSeng, 2000).
Tujuan PBL ialah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills (HOTS), cita-cita dalam belajar, mengarahkan mencar ilmu diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt).
1) Sintaksis model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
a) Mengidentifikasi masalah;
b) Menetapkan problem melalui berpikir ihwal problem dan menseleksi informasi-informasi yang relevan;
c) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
d) Melakukan tindakan strategis, dan
e) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
2) Sintaksis model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
a) Merumuskan uraian masalah;
b) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
c) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
d) Mengevaluasi.
c. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Pembelajaran otentik memakai proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi yang tinggi, pertanyaan yang menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerjasama dalam upaya memecahkan problem (Barel, 2000 and Baron 2011).
Tujuan PjBL ialah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kerja sama dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada era 21 (Cole &Wasburn Moses, 2010).
Sintaksis/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:
1) Penentuan pertanyaan fundamental (Start with the Essential Question);
2) Mendesain perencanaan proyek;
3) Menyusun agenda (Create a Schedule);
4) Memonitor akseptor didik dan kemajuan projek (Monitor the Students and the Progress of the Project);
5) Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
Tidak tiruana model pembelajaran sempurna dipakai untuk tiruana KD/materi pembelajaran. Model pembelajaran tertentu spesialuntuk sempurna dipakai untuk bahan pembelajaran tertentu pula. Demikian sebaliknya mungkin bahan pembelajaran tertentu akan sanggup berhasil terbaik jikalau memakai model pembelajaran tertentu. Untuk itu guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning).
Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:
a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan;
b. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural; dan
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.
Rambu-rambu inovasi model hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning):
a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau produk;
b. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.
Dikutip dari: HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Sekolah Menengah kejuruan TAHUN 2015
Bagian yang di edit:
Dikutip dari: HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Sekolah Menengah kejuruan TAHUN 2015
Bagian yang di edit:
- Penghilangan serpihan langkah-langkah pembelajaran berpendekatan saintifik
- Urutan beberapa paragraf disesuaikan
0 Response to "Ini Beliau Model-Model Pembelajaran Yang Sanggup Dipakai Dalam Kurikulum 2013"
Posting Komentar